'Jangan, jangan lihat, Mas!’ Nilna tidak sadar telah memelototi gerak-gerik suaminya yang membuat wanita itu cemas. Ia merasa seperti berada di ujung jurang. Keningnya juga berkerut, turut menyambut panik yang ia rasakan.‘Ya Allah, jangan sekarang!’ Wanita itu masih melanjutkan monolog di dalam hatinya. Sementara Bagas terlihat santai, bergerak bebas menikmati suasana sore di Taman Sakura, lengkap dengan hidangan pecel rempeyek dan jeruk hangat yang baru habis separuh.“Adek, ayo dihabisin. Ntar keburu maghrib,” perintah Bagas tenang. Ia menyeruput jeruk hangat beberapa teguk, sebelum akhirnya menurunkan telapak tangan besarnya. Tepat menyentuh ujung kertas kusut yang terjatuh milik Nilna.Di sisi lain, mata Nilna mendadak lebar. Namun, beruntung ia kembali dapat menguasai diri. Wanita itu langsung menjawab, “Iya, Mas. Aku bakal lebih cepet makannya.”Di penghujung sore, tatapan Bagas tiba-tiba membeku. Tangan kanan yang tadinya ingin mengambil sisa rempeyek, kini terhenti di udara
Terakhir Diperbarui : 2025-08-15 Baca selengkapnya