Lampu malam di kamar rumah sakit menyala lembut, memantulkan cahaya hangat ke permukaan dinding putih yang bersih. Di luar jendela, langit Macau mulai pekat, dihiasi kelap-kelip lampu kota yang memantul di permukaan sungai. Ruby duduk di sisi ranjang, memandangi Nio dengan sorot mata yang penuh keraguan, seolah menyusun kata yang tak mudah diucapkan.“Nio,” ucapnya pelan.Nio menoleh, matanya menatap penuh tanya. “Ayahku ingin aku membawa kau, Nio Alenka ke rapat dewan minggu ini,” kata Ruby akhirnya, sorot matanya lurus ke arah Nio, mencoba membaca reaksinya.Nio terdiam, “Maksudmu… aku?”Ruby mengangguk pelan. “Ya. Ayah ingin memastikan bahwa suamiku, masih hidup.” Ia menghela napas berat. “Aku tahu ini bukan permintaan yang mudah. Apalagi sekarang... kau bukan lagi Nio. Kau adalah Ethan.”Hening menyelimuti mereka sesaat. Angin malam dari jendela yang sedikit terbuka menyelusup masuk, membuat tirai tipis bergoyang perlahan. Nio menatap jauh ke luar, ke arah kegelapan kota, seolah
Last Updated : 2025-08-01 Read more