Tubuh Ayu terhempas ke tanah, darah hangat merembes membasahi bajunya. Nafasnya tersengal, matanya berkunang-kunang. Suara dunia di sekelilingnya terdengar samar, bercampur antara derap langkah, teriakan, dan desingan peluru yang entah dari mana datangnya.Dalam kabut kesadarannya, ia mendengar suara Arya."Ayu! Bertahanlah!" seru Arya, wajahnya panik. Ia berlari ke arah Ayu, berlutut, lalu menekan luka di dada Ayu dengan tangannya yang gemetar. "Kau tidak boleh meninggalkanku… aku tidak akan membiarkanmu pergi!"Namun, suara lain terdengar, dingin, menusuk hati. Sarah."Jangan sentuh dia, Arya." Suaranya tegas. "Biarkan saja. Itu mungkin jalan yang terbaik untuknya."Arya menoleh dengan mata yang berapi-api. "Diam, Sarah! Jangan bicara omong kosong!"Ayu ingin mengatakan sesuatu, ingin menjerit, ingin menolak semua pengkhianatan yang menjeratnya. Tapi suaranya hanya keluar lirih, nyaris tak terdengar. "Kenapa… kalian…"Kesadarannya meredup, seperti lilin yang hampir padam.---Gelap.
Last Updated : 2025-08-26 Read more