***Sedangkan di Jakarta, Ethan masih duduk di balik meja panjang berlapis kaca, dasinya sudah longgar, kemeja putihnya sedikit kusut karena rapat seharian. Ia menekuk kening, menutup map tebal, hendak bersandar sebentar.Ketukan pintu terdengar. Bima masuk, membawa tab di tangannya. “Tuan Ethan,” panggilnya hati-hati.Ethan mengangkat wajah. “Ada apa? Jangan bilang ada rapat tambahan.”Bima menggeleng cepat. “Bukan, Tuan. Saya barusan dapat kabar. Katanya, Nyonya Ratu… datang ke sanggar Ketuk Tilu di Bandung. Beliau bertemu langsung dengan Nona Sekar.”Ethan sontak terperanjat. “Apa?” suaranya meninggi.Bima menelan ludah. “Iya, Tuan. Saya dapat info dari orang-orang kita yang melihat mobil Nyonya Ratu berhenti di sana siang tadi.”Ethan berdiri mendadak, kursinya berdecit keras ke belakang. “Kenapa kau baru bilang sekarang?”“Maaf, Tuan, saya baru mendapat kabarnya barusan.”Ethan meraih ponsel di meja, jari-jarinya cepat menekan nomor Sekar. Nada sambung terdengar, sekali, dua kali
Last Updated : 2025-09-08 Read more