***“Cla…” suara Henry bergetar, namun senyumnya tetap terukir di wajahnya. Ia bangkit perlahan dari kursinya, tubuhnya sedikit kaku, lalu menepuk bahu Ethan. “Ethan, Papi mau istirahat dulu.”Tanpa menunggu jawaban, pria paruh baya itu melangkah keluar dari ruangan, meninggalkan aroma teh melati yang masih menggantung di udara.Clarissa terdiam, matanya mengikuti punggung Henry hingga hilang di balik pintu. Ia menggigit bibirnya, menahan air mata yang sejak tadi berusaha ia sembunyikan. Namun jemarinya yang mengepal erat menunjukkan gejolak yang tak bisa ia redam.Ia sangat rindu pada sosok itu. Dulu, ia adalah putri kesayangan Henry—selalu digandeng, selalu diajak bercanda. Tapi segalanya berubah drastis ketika kebenaran pahit terungkap: Clarissa bukan darah daging Henry. Sejak itu, pria yang dulu begitu hangat tiba-tiba menjadi dingin, menjaga jarak, bahkan seolah menghilang dari kehidupannya.Ethan memperhatikan adiknya dengan sorot iba. Ia menghela napas panjang, lalu menghampiri
Last Updated : 2025-09-14 Read more