***Dalam gelap itu, langkah Sekar terasa ragu. Kedua kakinya menyusuri lorong tak berbentuk, dingin merambat ke telapak, dan udara begitu sesak seolah dunia menelannya perlahan. Ia meraba dinding yang tak ada, menggapai cahaya yang tak muncul. Nafasnya pendek, berat, dada seakan dihimpit ketakutan purba yang tak dikenalnya. Suara tangisnya menggema, tapi seperti ditelan hitam yang tak berbatas.“Siapa pun... tolong…” bisikannya nyaris tak terdengar.Tiba-tiba, dari kegelapan itu, sepasang tangan kasar mencengkeram lengannya, menariknya keras ke arah yang tak ia lihat.“Lepaskan! Lepaskan aku!” jerit Sekar, tubuhnya memberontak dalam panik. Ia merasa tubuhnya terseret. Teriakan dan tangis bercampur, jantungnya menghentak liar.Namun di tengah teror itu, ada sesuatu yang lain. Hangat. Lembut. Seperti tangan lain yang datang dari arah berlawanan, memeluknya erat, menyekapnya dalam pelukan yang... aman. Suara itu menyusup ke telinganya, sangat dekat, sangat menenangkan."Tenang, jangan t
Last Updated : 2025-08-03 Read more