Bi Jum dan kepala pelayan saling pandang, lalu memilih mundur perlahan. Suasana hangat pagi itu seketika berubah oleh kedatangan Zain yang tiba-tiba. Wajah pria muda itu menyiratkan sesuatu yang tak biasa. Tangannya masih tergenggam di depan tubuh, ekspresi gugupnya tak luput dari tatapan tajam Royal."Ada yang ingin saya sampaikan, Tuan... Ini penting," ujar Zain, sedikit menunduk, menunjukkan kesopanan meskipun jelas terlihat ia sedang resah.Royal menatapnya datar, lalu melirik Jelita yang sudah berdiri dari kursinya, menghampiri mereka dengan tingkat banrunya. "Ada apa, Pak Zain?" tanyanya lembut.Royal kembali mendekati istrinya. Pria itu membimbing Jelita untuk berjalan menuju ke ruang tamu."Sebaiknya bicarakan di ruang tamu," ucap Royal terdengar seperti perintah."Baik, Tuan," jawab Zain sopan.Mereka bertiga kini duduk di ruang tamu."Jadi, apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Royal dingin. Pria itu terus menggenggam tangan istrinya.Zain menarik napas panjang, lalu menjawab,
Terakhir Diperbarui : 2025-07-02 Baca selengkapnya