All Chapters of Istri Buta Kesayangan Bos Besar: Chapter 61 - Chapter 70

Saat Jelita yang buta tak menyadari dengan apa yang terjadi di sekitarnya, Royal sudah membuat rencana. Wanita cantik itu tanpa sadar telah menjadi pusat perhatian di dunia maya. Sayangnya, itu bukanlah ketenaran yang bagus. Royal pun kini menuju ke ruangan sang istri di mana Jelita sedang bersiap untuk rapat jam sembilan."Sayang," panggil Royal. Yudha yang sedang mencatat penjelasan sang atasan pun menoleh ke arah pintu. Dan pria itu memilih pergi, membiarkan tuan dan nyonyanya berduaan.Royal berjalan mendekati Jelita. "Sayang, sudah jam sembilan kurang sepuluh menit," ujarnya mengingatkan.Jelita mengangguk. "Iya, Mas," sahutnya sembari memberikan senyuman yang begitu manis.Suaminya diam menatap wajah cantik istrinya. Ekspresinya datar, dengan pikiran melayang ke tempat lain. Namun, dia tetap menjawab, "Baiklah. Sebaiknya kamu segera ke ruang rapat. Semuanya pasti sudah menunggu.""Iya, Mas Royal. Aku akan melaporkan hasil dari proyek Ace yang sudah berjalan beberapa hari ini,"

"Apa maksudmu?" tanya Reno tak sabar, matanya kemudian menatap layar ponsel asisten kepercayaannya itu.Reno menarik napas dalam-dalam, dadanya terasa sesak. Berita yang terpampang di internet membuat jantungnya berdegup kencang. Asistennya, yang masih gemetar, menatapnya penuh rasa kekhawatiran. Reno pun mengembalikan ponsel tersebut."Kenapa bisa ada berita Jeni yang sudah bercerai?" gumam Reno masih tak percaya. Masalah rumah tangga putri bungsunya terendus media."I-ini ada berita lain lagi, Pak," ujar asistennya lagi, suaranya tercekat. "Pak... Pria di foto yang kita unggah sebelumnya… ternyata adalah Tuan Royal...."Reno merebut ponsel itu lagi. Dengan tangan gemetar, ia memperbesar foto putrinya yang bernama dengan seorang pria misterius di restoran Delima. Kali ini fotonya begitu jelas, memperlihatkan wajah Jelita dan Royal yang sedang saling berpelukan. Membuat Reno terpaku di tempat duduknya.Foto itu diambil dari sisi yang berbeda di restoran. Terlihat jelas bahwa Royal men

"Mas Royal mau ke mana?" tanya Jelita. Tangannya menggenggam tangan suaminya erat, seolah tak ingin membiarkan pria itu begitu saja.Siang itu, mereka baru saja selesai bercinta dalam keheningan kamar yang dipenuhi aroma tubuh masing-masing. Di salah satu sisi ranjang, Royal duduk sambil menatap istrinya yang tertutup selimut putih hingga ke dada. Tatapan matanya pun penuh dengan kelembutan yang tak bisa disembunyikan."Aku harus kembali ke kantor," katanya tenang. "Tapi sebelum itu, kita mandi dulu, ya?"Pria itu mengusap kepala Jelita dengan lembut, jemarinya menyusuri rambut yang mulai kusut, lalu mengacak pelan untuk menunjukkan kasih sayangnya yang tulus.Jelita mengangguk kecil. "Baiklah..." jawabnya menurut.Royal tersenyum, lalu membungkuk untuk mencium bibir istrinya. Ciuman itu begitu singkat namun lembut."Aku sudah menerima bayaran atas jasaku," bisik Royal usai melepas ciuman itu, suaranya terdengar menggoda. "Dan aku menyukainya."Wajah Jeli

Di dalam, Reno duduk dengan infus di tangan. Wajahnya pucat, namun sorot matanya masih keras. Saat pintu terbuka, dia menoleh.Senyum tipis muncul di wajahnya. Bukan senyum rindu. Hanya senyum penuh arti dan kelicikan."Akhirnya kalian datang," ucap Reno kemudian, menyambut kehadiran anak dan juga menantunya.Jelita berdiri tegap, meski tubuhnya gemetar. "Mas, mana Mamah?" tanya wanita itu sembari menoleh ke arah suaminya.Royal menautkan kedua alisnya. Memang benar tidak ada ibu mertuanya di sana. Pria itu menggenggam tangan Jelita. Jelita pun merasakan ada yang janggal di sana.Karena Royal tak menjawab, Jelita mencoba menoleh ke arah ayahnya. Namun tentunya hal itu mustahil karena kebutaannya itu."Pah, aku tanya sekali lagi. Di mana Mamah?" tanya wanita itu dengan ekspresi memohon."Jawabanku tergantung keputusanmu, Lita," ujar Reno dingin. "Tinggalkan suamimu itu. Bercerailah darinya, maka kamu akan tahu di mana ibumu berada."DegJantung Jelita terasa berhenti sesaat. Wanita itu

Royal mengusap tangan ibu mertuanya. "Mamah jangan khawatir. Sekarang Mamah sudah aman. Jelita juga baik-baik saja."Nilam terdiam beberapa saat. Lalu menatap Royal penuh harap. "Tuan Royal...."Pria muda itu menghela napas. "Tolong panggil saya semestinya saja. Saya ini menantu Anda."Sikap Royal jauh berbeda pada ayah mertuanya. Kali ini di hadapan seorang wanita lemah, dia bersikap sangat hormat.Nilam menatap lekat-lekat wajah tampan menantunya. "Nak Royal... terima kasih... Dan tolong jaga Jelita. Jangan biarkan ayahnya menyakiti dia lagi...."Royal mengangguk tegas. "Saya akan pastikan tidak ada satu pun yang menyentuh istri saya. Termasuk ayahnya."Nilam menarik napas pelan. "Ya. Mamah mohon lindungi Jelita. Reno... dia sudah gila. Dia rela mencelakaiku agar Jelita menuruti keinginannya...." paparnya dengan suara bergetar."Dia juga tega menjual Jelita padamu. Tapi... Terima kasih karena kamu telah menyayangi putri sulungku...." lanjutnya."Tenang, Mah. Saya janji dan pasti aka