Rubia menarik Sandra untuk duduk di tepi ranjang. Rubia tersenyum licik. Sedangkan Sandra bingung, kenapa sang mama membawanya ke kamar ini. Wajah Rubia memperlihatkan senyum miringnya. Ia melirik kalender yang terpampang di dinding, menghitung hari, kapan Nadine akan menerima gajih. Sandra memandang wajah mamanya tanpa kedip penuh tanya. "Ma, sebetulnya mama mau ngapain sih?" "Bulan depan, si Nadine gajian kan?" bisik Rubia pelan. "Emangnya kenapa kalau dia gajian Ma? Mama mau minta?" "Dasar bodoh!" telunjuk Rubia menuding ke kening Sandra, hingga kepala Sandra mendongak ke belakang. Rubia menyipitkan matanya, pikiran busuknya yang begitu saja melintas di kepalanya untuk menguras uang Nadine. "Kita akan menguras gajih pertamanya, dan kalau bisa seterusnya selama dia masih bekerja disana. Kalau udah gak kerja, ya,, dia harus jadi babu lagi disini," gumam Rubia pelan. "Caranya Ma?" tanya Sandra memiringkan kepalanya. "Kamu dengar kan tadi! Alena bukan ibu kandungnya.
Terakhir Diperbarui : 2025-06-09 Baca selengkapnya