“Lihat tuh! Payung Rafael sampai kebalik kena angin. Kasihan banget, kayak mau terbang!”Ucapan salah satu staf menggelinding ringan di ruang kantor yang hangat, membentur dinding kaca besar tempat hujan menderas di luar sana.Di balik kaca, sosok pria berdiri kaku, setia menunggu dengan tubuh nyaris kuyup. Payung hitam di tangannya melengkung tak berdaya, berayun-ayun liar diseret angin.Dari arah meja utama, langkah sepatu berhak terdengar ringan, mendekat ke jendela. Mbak Ada, sang direktur desain, melirik ke luar, lalu menyenggol pelan bahu Nadira yang berdiri tegak tak jauh dari sana.“Mau suruh dia naik? Atau kamu aja turun? Kalau terus begini, dia bisa masuk angin, lho,” gumamnya separuh menggoda, separuh prihatin.Namun Nadira hanya menoleh sekilas. Tatapannya tajam dan tenang seperti embun pagi yang belum sempat hangat oleh matahari.“Kalau dia mau kehujanan, ya biarin aja. Ini juga bukan hujan paling deras sepanjang sejarah,” ucapn
Last Updated : 2025-08-19 Read more