Hadi duduk mematung di balik kerumunan kru, wajahnya terpatuk bayangan sendiri. Keringat dingin merembes di pelipis, bukan karena terik siang di Buleleng, tapi karena apa yang baru saja terjadi.Sebagai stuntman, dia harusnya raja dalam adegan aksi, tapi selama ini ia hanya pelengkap, pembungkus luka aktor utama yang tetap bersinar.Hari itu, semua berubah.Adegan itu seharusnya sederhana: karakter Cameron Lawson menarik Dangelo agar selamat dari tembakan, lalu keduanya jatuh berguling dari lereng curam.Bukit itu, dengan semak-semak lebat dan akar-akar pohon tua yang mencuat liar, sudah disiapkan dengan hati-hati, kamera ditempatkan dari sudut dramatis, kabut buatan disemprotkan pelan dari mesin tersembunyi di balik rimbun.Tapi bukan efek visual yang menciptakan ketegangan sore itu, melainkan kenyataan.Ghani, sang pemeran utama, melayang lebih cepat dari yang seharusnya. Hadi menariknya terlalu kuat. Atau, mungkin bukan “terlalu”—mungkin
Last Updated : 2025-08-29 Read more