Tidak hanya Avin yang cemas dan panik, Papi Satya dan Opa reflek berdiri begitu mendengar ucapan Mami. “Sayang, ayo kita pulang sekarang! Biarkan Keenan yang jaga Dea di sini, ayo Pa!” ajak Papi Satya dengan wajah panik. Ia tampak linglung sehingga berjalan mondar-mandir dari tadi. “Iya Mi, Opa, kalian pulang saja. Jika demamnya masih gak turun juga, langsung saja bawa ke rumah sakit. Kali ini aku hanya bisa mengandalkan kalian semua merawat Audrey,” sahut Avin dengan mata berkaca-kaca. “Anak bodoh! Audrey adalah cucu kesayangan kami semua! Sudah sewajarnya kami menjaganya di saat kau tidak bisa! Ayo Pi, Pa, kita pulang! Genta, titip menantu Tante ya?” bentak Mami sambil memukul pelan bahu Avin. Ia bergerak cepat menarik tangan suami dan mertuanya keluar dari kamar rawat Dea setelah berpesan pada Genta. “Tante, benar kata Keenan, jika tidak kunjung turun langsung bawa saja ke rumah sakit!” teriak Genta di ambang pintu pada ketiga orang tetua itu yang jaraknya belum terlalu j
Terakhir Diperbarui : 2025-08-19 Baca selengkapnya