Dea menggenggam tangannya dengan sangat erat, bola matanya bergerak-gerak gelisah kiri kanan, dan ia bingung mau bicara apa untuk menjawab pertanyaan suaminya. “I-Itu... A-Aku...,” ucap Dea terputus-putus dengan hati gelisah. Avin yang sadar jika istrinya masih sulit untuk bercerita tentang masa kecilnya, langsung mengubah ekspresi mukanya dan mengusap lembut kepalanya. “Eneng sayang, Aa gak akan maksa Eneng untuk cerita jika itu sangat berat buat Eneng. Tapi jika sama Dokter Ana, Eneng harus bisa berlapang hati menceritakan semua itu, karena hanya dari sanalah Dokter Ana bisa mencari cara untuk mengobati trauma ketakutan Eneng,” ucap Avin dengan lembut dan kata-kata yang menenangkan. “T-Tapi kalau Eneng gak cerita, rasanya sesak dan sakit di sini, A’,” sahut Dea sambil menunjuk ke arah dadanya dengan mata berkaca-kaca. “Apa rasanya sakit sekali?” tanya Avin dengan tatapan mata sendu. “Iya, rasanya Eneng sampai gak bisa bernapas saking sakitnya!” jawabnya dengan meremas b
Huling Na-update : 2025-09-02 Magbasa pa