All Chapters of Manajer Cantik Milik Bos Dingin: Chapter 21 - Chapter 30

Mereka menuju kafe tempat di mana pertemuan Anna dengan klien. Di meja nomor 3. Dari kejauhan Eldwin sudah melihat orang yang akan mereka temui. “Orangnya di sana, di meja nomor 3, aku akan menunggu di sini,” kata Eldwin, menunjuk pada meja di nomor 3. Tanpa banyak bertanya Anna langsung menuju tempat yang ditunjukkan Eldwin. Sementara Eldwin menunggu di meja lain tak jauh dari mereka. Keberadaan klien itu sebenarnya hanya rekayasa Eldwin karena kebohongannya. Klien tak pernah ada namun demi melancarkan tujuannya Eldwin menghubungi temannya untuk berpura-pura. Pembicaraan antara Anna dan klien gadungan itu tampak lancar. Seperti tak ada masalah. Eldwin berpikir temannya memang ahlinya. Walaupun hanya seorang fotografer kuliner tapi Joe nama temannya itu pasti bisa menanganinya. Satu jam berlalu, Anna masih terlihat berbicara dengan Joe. Mereka bahkan tampak sangat akrab menikmati makanan yang mereka pesan. Sementara Eldwin dia h

Semua mendengar apa yang Anna dan Eldwin bicarakan. Pembicaraan bukan seperti seorang bawahan dengan bosnya. Tapi pembicaraan yang membawa hati dan perasaan.Seperti biasa Anna menemui Viona dan mengecek persiapannya hari itu. “Semua sudah hadir Bu, sepertinya hari ini Anda yang datang terlambat,” jawab Viona.“Mungkin.”Dari sana Anna menuju dapur. Kelihatannya semua memang sudah siap jadi tidak perlu terlalu lama Anna berada di sana. Dia langsung pergi menuju ruangannya. Sikapnya yang tak banyak bicara dan jarang tersenyum hari itu membuat semua mempertanyakannya. Terutama Fariz. Tapi Anna tak memberikan jawaban yang memuaskan untuk pria itu. Anna justru menyuruh Fariz meninggalkannya seorang diri.Anna berada di dalam ruangannya sejak datang dan hampir satu jam. Tanpa ada yang berani menemuinya apa lagi memintanya untuk keluar. Kecuali Viona yang memaksa menemuinya untuk menerima panggilan telepon dari klien. Set

Sikap yang ditunjukkan perempuan itu kepada Eldwin sudah cukup menunjukkan bahwa ada kedekatan yang tidak biasa di antara mereka. Itu bukan kedekatan antara bos dengan sekretarisnya. Perempuan itu begitu percaya diri di depan Anna, tak segera melepas tangannya dari Eldwin meskipun berada di depan Anna dan Arga.Anna berusaha menahan diri untuk tidak emosi atau menunjukkan rasa tidak sukanya dengan hal itu. Eldwin bahkan membiarkan saja Erika memeluk lengannya di depan Anna yang jelas dia tahu Anna adalah istrinya. Status pernikahan yang dirahasiakan cukup untuk membungkam Anna untuk tidak protes atau melakukan sesuatu yang akan menunjukkan hubungan mereka berdua.Eldwin menghampiri Arga setelah menyingkirkan tangan Erika darinya.“Apa kau tidak sadar dengan perkataanmu itu Arga? Kau tidak takut aku mengetahuinya lalu memecatmu dari tempat ini?” Eldwin dengan ucapannya yang tegas. Sikap itu seharusnya baik jika Eldwin menggunakannya di saat dan waktu

Meskipun sakit hati dengan perkataan Eldwin barusan, tapi Anna masih tidak bisa melepaskan urusan restoran kepada Eldwin dan perempuan bernama Erika itu. Dia berpikir, tidak masalah kehilangan Eldwin, tapi dia tidak bisa kehilangan keduanya. Restoran yang selama ini Mala bangun dengan susah payah, yang selama ini telah menghidupi dirinya dan Eldwin. Cuma restoran itu satu-satunya yang menjadi jalan untuk Eldwin bisa menyelesaikan kuliahnya. Tapi tanpa berpikir panjang Eldwin justru memasukkan orang asing dalam urusan restoran. “Kau ini memang perempuan yang keras kepala, apa kau tak mendengar apa yang aku katakan barusan. Istirahat saja di rumah jangan pergi ke mana pun.” “Kalau aku tidak pergi, kau bisa membuat restoran menjadi lebih parah. Atau kau senang kalau aku sakit?” “Terserah Anna, tapi yang jelas mulai sekarang aku akan lebih sering datang ke restoran. Tidak peduli kau suka atau

Masalah dan kejadian pagi itu bahkan nyaris membuat Anna tak fokus saat berbicara dengan tamu. Untung saja tamunya itu pengertian dan tak mempersoalkan sikap Anna hari itu. “Dua hari lagi acara universarynya, apa ada sesuatu yang ingin Ibu tambahkan?” Tanya Viona. “Tidak ada, semua sudah masuk dalam catatan. Hanya aku ingatkan jangan ada yang kurang dan terlupa, supaya saat eksekusi berjalan dengan lancar.” “Baik Bu.” Anna juga mengecek keadaan restoran melalui Fariz. “Hari ini berjalan dengan lancar, perempuan bernama Erika itu pun tampaknya tidak datang hari ini,” kata Fariz. “Oh ya?” Anna bertanya heran. “Mungkin dia sudah menyerah Bu,” pikir Fariz. “Aku tidak yakin, aku masih ingat dia itu perempuan yang tidak bisa dianggap remeh. Tenang hari ini, belum tentu besok. Kalian tetap harus waspada, jika ada sesuatu hal yang aneh segera beritahu aku.” Pesan Anna pada Fariz.