Happy Reading*****Mutia yang melihat ketakutan di wajah si kecil segera mendekat dan tanpa banyak kata lagi langsung menggelitik pinggang dan perut Fardan.Tawa keras keluar dari bibir mungil Fardan, Bagas melihat semua itu dengan puas. "Ampun, Ma. Geli," kata Fardan sambil terus tertawa."Kapok, rasain pembalasan kami," kata Bagas."Ya, bener, Pak," sahut Mutia yang terus saja menggelitik perut si kecil."Ampun, Ma. Sudah, dong. Papa ada rapat jam setengah tujuh. Kita akan terlambat kalau Mama terus menggelitiki aku seperti ini," kata Fardan mencoba menghentikan aksi Mutia.Bagas melirik arlojinya sekali lagi. "Sudah, Tia. Kita harus cepat berangkat kalau tidak mau terlambat.""Iya, bener kata Papa," sahut si kecil. Mutia pun menghentikan aksinya. Lalu, dia mendekati Bagas, merapikan dasinya. Setelah itu, dia merapikan pakaian dan rambut Fardan. Kuranng dari lima menit, mereka semua sudah rapi. Baik Fardan dan Bagas tidak mau sarapan, keduanya hanya meminum susu kedelai yang suda
Last Updated : 2025-06-16 Read more