Happy Reading*****Bagas dan Arham saling menatap satu sama lain. Gugup juga ketika tatapan perempuan sepuh itu begitu tajam, terutama pada Bagas. "Nek, nggak usah nyeremin gitu kalau natap. Pak Bagas ke sini pasti khawatir sama Fardan. Nggak ada maksud lain. Iya, kan, Pak?" tanya Mutia berusaha mencairkan suasana. Perempuan itu menatap dalam pada Bagas, berharap si lelaki mengerti kode yang diberikan. Jangan sampai menceritakan apa pun tentang hubungan keduanya yang tak biasanya. Bagas menarik napas, seolah mengerti arti tatapan si ibu guru, dia mengangguk. "Betul, Nek. Saya datang ke sini tidak ada maksud apa pun kecuali ingin melihat Fardan. Saya khawatir sekali, dia merepotkan Nenek karena kenakalannya," ucap si lelaki membenarkan perkataan Mutia."Ih, aku nggak merepotkan, ya. Kenapa aku yang dijadikan alasan? Padahal Papa jelas-jelas merin ...."Arham segera membungkam mulut si kecil dengan telapak tangan kanannya sehingga tidak bisa melanjutkan kalimatnya yang akan diucapka
Terakhir Diperbarui : 2025-06-10 Baca selengkapnya