Meski jarum jam hampir menyentuh pukul sebelas malam, rumah besar keluarga Atmaja belum sepenuhnya sepi. Lampu ruang kerja di lantai tiga masih menyala, dan di dalamnya duduk dua orang yang sama-sama memendam kekhawatiran. Nyonya Amira, dengan raut wajah lelah dan sorot mata sedih, sengaja memanggil Bayu secara khusus malam itu. Meski tahu waktu sudah larut, Bayu tetap datang. Dia tahu, kalau Nyonya Amira sudah menghubunginya sendiri, pasti ada hal penting yang ingin dibicarakan.Begitu Bayu duduk di hadapan wanita berusia senja itu, ia langsung bertanya, “Apa yang bisa saya bantu, Nyonya?”Nyonya Amira menghela napas panjang, lalu mulai berbicara pelan namun jelas. “Saya benar-benar sedih melihat Darren seperti sekarang. Dia merasa dikhianati, bukan hanya oleh satu orang, tapi dua orang terdekatnya. Dan saya bisa paham kenapa dia jadi begini... minum alkohol hampir tiap malam, berteriak sendirian di kamarnya sambil menyebut-nyebut nama Nayla... tapi kalau ini terus dibiarkan, saya t
Last Updated : 2025-06-27 Read more