Zayna terkejut, mulutnya terbuka tapi tak ada suara keluar. Tunangan? Dengan Dokter Langit? Ini gila. Wajahnya memucat, jantungnya berdegup kencang seperti drum perang. "Dokter... aku... itu nggak—" Langit berdiri, tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Kedua matanya seperti menunjukkan lawan bicaranya tidak boleh membantah. "Pikirkan, Zayna. Jangan biar emosi rusak karirmu. Besok kita bicara lagi. Sekarang, pulang dan istirahat. Fokus." Dia keluar ruangan, meninggalkan Zayna sendirian dengan pikiran kacau. Zayna duduk lama, tangannya gemetar memegang kalender dari Zafran. Tawaran Langit mengerikan—pura-pura tunangan? Untuk bersihkan nama? Menurutnya ini berlebihan dan jelas ini berbohong sementara Zayna selalu berusaha menjauhi kebohongan. Zayna belum sempat menolak dan memprotes tetapi Langit sudah pergi lebih dulu. Selain itu, Zayna berpikir kalau dia sampai dirumorkan bertunangan dengan Langit, bagaimana nanti ada perempuan yang mendekati Langit pasti mundur padahal pr
Last Updated : 2025-12-08 Read more