“Bu Maaf, tapi kayaknya Nilam pulang sendiri aja deh,” tolak Nilam sehalus mungkin.Bu Salma menggelengkan kepalanya. Kekeh sekali ingin Nilam diantar pulang oleh Galih. “Nggak boleh gitu, Nak. Ibu jadi nggak enak sendiri. Berangkatnya naik mobil Ibu, tapi pulangnya kamu naik kendaraan umum.”“Saya beneran nggak papa kok, Bu. Nilam bisa pesan taksi online. Nunggunya nggak lama kok.”Bu Salma mengibaskan tangannya tidak setuju. “Haish, jangan menolak kebaikan orang, Nak Nilam. Lagian Galih kayaknya nggak keberatan. Bener ‘kan, Gal?”Kini semua mata langsung tertuju kepada Galih. Nilam meremat ujung bajunya. Telapak tangannya basah. Ia gugup setengah mati. Dalam hati, Nilam terus berdoa semoga Galih menolak permintaan ibunya.“Please, please, tolak aja! Cari alasan apa gitu kek. Sibuk lah atau gimana! Yang penting jangan anterin aku!” batin Nilam panik.Namun, Galih hanya menatap Nilam dan ibunya tanpa ekspresi. Pada akhirnya, pria itu malah mengangguk.“Ya sudah, Ma. Biar Galih yang an
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-05-24 อ่านเพิ่มเติม