"Meski aku mati, aku akan menyeretmu ikut bersamaku." Satria mengeluarkan kata-kata penuh tekad, lalu menoleh pada Ewan dan Nazar dengan wajah penuh penyesalan, "Maaf, aku sudah menyeret kalian berdua ke dalam bencana ini.""Sida, ini bukan salahmu. Kalaupun harus mati, aku ngak menyesal," ucap Ewan.Nazar menimpali, "Kita masih hidup, untuk apa minta maaf? Menurut perhitunganku, malam ini justru pertanda keberuntungan besar, kita pasti selamat.""Hahahaha ...."Leram kembali tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Sudah di ambang kematian, masih berani bilang ini pertanda baik? Dasar omong kosong.""Aku hampir lupa, Master Nazar dikenal sebagai ahli meramal nomor satu di dunia. Tapi sekarang kelihatannya kemampuanmu dalam meramal juga nggak seberapa."Wajah Leram penuh senyum puas. Di matanya, hari ini Satria dan yang lainnya pasti mati."Ah ...."Tiba-tiba, suara jeritan tragis terdengar.Leram menoleh dengan cepat. Dia melihat Gitar, adik dari Tanoe bersaudara, kakinya ditebas putus
Read more