Jumadi menyeringai, matanya berkilat dengan rasa senang.Dia menjentikkan jarinya dengan sombong. Tiba-tiba, sebuah drone kecil berdengung hidup sambil berputar di atas kepala mereka."Kenal mainan ini, Alvaro?" ejek Jumadi, suaranya mengandung hinaan.Alvaro hanya melirik sekilas pada drone itu, tidak terkesan."Nggak penting," geramnya. Hanya dengan sebuah tatapan, drone itu langsung tersendat lalu jatuh menghantam lantai.Namun, sebelum Alvaro sempat menikmati kemenangan kecilnya, tiga drone lain muncul dari balik bayangan, berputar mengelilingi mereka seperti kawanan lebah mekanik.Jumadi tertawa terbahak-bahak, matanya menyala penuh kemenangan."Kau lihat, Alvaro, ketika ayahku memutus hubungan denganku, aku tahu burung bangkai sepertimu pasti akan mengintai. Jadi, aku menyewa orang untuk terus mengawasi, merekam setiap detik kehidupanku."Dia mencondongkan tubuh, menikmati momen itu. "Kau paham artinya, 'kan? Atau otakmu terlalu dangkal untuk mengerti?"Jumadi berhenti sejenak,
Leer más