"Sialan, Alvaro! Kenapa kau berubah menjadi seperti ini?" Suara Siti bergetar hebat, setiap katanya pecah seperti petir di tengah badai."Sejak Jasmin merayap masuk ke hidupmu, kau berubah jadi orang yang bahkan nggak lagi kukenal.""Apa memang sepadan, menolak memberi sedikit saja tanaman herbal terkutuk itu? Apa sampai harus mengorbankan tangan atau kakimu?""Katakan, berapa maumu? Lima belas miliar? Tiga puluh miliar? Sebut saja! Aku rela menjual jiwaku kalau perlu, asal kau berhenti menyakiti ibuku dan Zed!"Amarahnya semakin meluap di setiap kata, tangannya bergetar tak terkendali, buku-buku jarinya memutih sementara matanya menyala murka."Apa yang salah denganmu, Alvaro?!" teriak Siti, air mata amarah mulai menggenang."Apa hatimu sudah benar-benar mati?"Alvaro tetap tak bergerak, wajahnya dingin. "Kau benaran mengira ini soal uang? Biar kuperjelas, Siti. Akar itu bukan milikku."Dada Siti serasa dicengkeram, amarahnya makin dalam mendengar nada cueknya."Oh, tentu saja. Kau su
อ่านเพิ่มเติม