Saat orang-orang mulai bersorak, "Cium! Cium! Cium!" Alvaro merasakan detak jantungnya semakin cepat.Dia menatap mata indah Siti, terpesona oleh cahaya lembut yang memancar dari wajahnya yang tanpa cela.Dia mencintai wanita ini dengan segenap jiwa dan raga, lebih dalam daripada rasa cintanya pada siapa pun sebelumnya.Namun malam ini, Siti sedang mabuk dan rapuh. Lebih buruknya lagi, dalam beberapa hari lagi dia akan menikah dengan orang lain.Sebesar apa pun hatinya memohon untuk menciumnya saat itu juga, Alvaro tahu dia harus melakukan hal yang benar."Nggak," bisik Alvaro lembut, melawan hasratnya sendiri.Sebagai gantinya, dia mengangkat Siti dalam pelukannya, menggendongnya dengan anggun seperti seorang putri.Tubuh rapuh Siti bersandar nyaman di dadanya, mengalirkan kehangatan ke seluruh tubuhnya."Aku akan membawamu pulang," ucapnya tegas, berusaha mengabaikan betapa nikmat rasanya memeluk Siti sedekat ini.Siti sedikit meronta, meninju dadanya dengan lemah."Turunkan aku, Alv
Read more