Simpul berikutnya menyala: wajah Tharumen yang dingin dan adil; simpul lain menyala. Tawa anak-anak Sea Realm saat badai reda; satu simpul lagi: kesunyian ketika Ratu menunduk, bukan kalah, tetapi belajar. Jembatan mereka memanjang, mengikat antar-ruang dengan benang-benang yang tak bisa dibantah oleh logika arah. Sesekali, pijakan itu mengerut, seakan malu. Ketika itu terjadi, Kael mengikatnya dengan kisah pendek—sederhana, jujur: “Aku pernah bimbang di pelataran timur istana. Ratu memintaku memilih: menuruti amarahnya, atau menahannya. Aku memilih menahan. Itu juga ikatan.” Anyaman tersenyum—ya, begitulah rasanya—dan kembali meregang kuat." Di pertengahan lintasan, ketiadaan menebal—bukan gelap, bukan massa; semacam kesurupan yang mengundang mereka untuk tidak jadi. Pijakan meredup, simpul-simpul menyusut seperti bara yang ditiup dari jauh. El’Thyren memadam, setitik. Kinari tersengal tanpa udara, karena paru-paru memerlukan ruang untuk mengembang, dan antar-ruang men
Last Updated : 2025-08-24 Read more