Aku langsung gelagapan begitu mendengar pertanyaan Fina, “Hah? Nggak, nggak!” jawabku mengibaskan tangan. “Pokoknya ... nggak penting, lah, Fin. Biasa aja kayak random guy, gitu.”Fina menatapku dengan menyipitkan mata curiga, “Random guy apaan? Lo tuh kebiasaan kalo ngomong ‘random’ biasanya malah ‘spesial edition’. Ngaku aja deh, lo.”Aku mengalihakan tatapannya ke arah lain, mencoba menghindarinya. “Udah lah, nggak usah dibahas. Intinya ... ya, lo kenal dia,” jelasku menganggukan kepala.Sementara Fina langsung tersenyum sumringah, “Anj— hidup lo penuh drama banget.”“Tapi dia kayaknya nggak kenal lo, deh. Kayaknya, ya,” lanjutku lagi.“Serius, gue kenal? Anak sini juga, kah? Atau temen kita kuliah? Bentar-bentar gue inget-inget dulu siapa aja yang kita berdua kenal,” tanyanya dengan semangat.Aku menghendikkan bahu, “Ya .. nggak tau, deh. udah deh stop nebak-nebaknya.”Fina langsung memegang dadanya, penuh drama. “Oke, fix. Ini lebih nyakitin daripada judul skripsi gue yang berkal
Terakhir Diperbarui : 2025-07-18 Baca selengkapnya