Keira memeluk Desmond erat di kursi pesawat. Bayi itu merengek, tubuhnya gelisah, matanya mulai merah karena lelah. Penerbangan ini sudah memakan waktu hampir lima jam, dan Keira mulai merasa seluruh penumpang di sekitarnya menoleh, sebagian dengan tatapan kesal. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan putranya sambil mengusap punggung mungil itu. “Shh… sebentar lagi kita sampai, sayang…” bisiknya pelan. Tapi Desmond tetap menangis, tangannya meraih-raih udara, mencari sesuatu untuk digenggam. Di tengah kelelahan itu, suara bariton yang hangat terdengar dari kursi sebelah. “Butuh bantuan?” Keira menoleh, agak terkejut. Lelaki itu duduk dengan tenang, mengenakan kemeja putih yang digulung di lengan, jam tangan kulit cokelat, dan senyum yang entah bagaimana langsung membuat hati Keira sedikit lebih ringan. “Eh… tidak usah repot, terima kasih,” jawab Keira dengan sopan, walau matanya jelas menyiratkan rasa lelah. Lelaki itu mengangguk pelan, lalu mengeluarkan sesuatu
Last Updated : 2025-08-16 Read more