--- Sasa masih duduk dengan sikap santai, meski hatinya mendidih. Tatapannya menyapu Sukma dari ujung kaki sampai rambut yang tergerai, lalu senyum tipis mengembang di bibirnya. “Eh, Tante…” suaranya terdengar manis, tapi penuh racun. “Aku jadi penasaran deh. Tante ini sebenernya… perawan tua yang nggak laku-laku sampai akhirnya dapet Steve? Atau… janda, ya? Soalnya, auranya lebih ke arah ‘sudah pengalaman’ gitu, kalau ngerti maksudku.” Sukma tidak langsung menjawab. Ia hanya meneguk tehnya pelan, menaruh cangkirnya kembali dengan elegan, lalu tersenyum samar. “Kenapa? Kamu kepo banget sama statusku, Sasa? Biasanya yang sibuk tanya begitu… hatinya lagi gelisah. Takut tersaingi, ya?” Sasa mendengus, pura-pura mengangkat bahu. “Bukan takut, Tante. Aku cuma heran aja. Soalnya kalau masih perawan tua, berarti agak kasihan juga—udah umur segini, baru dapat cowok. Tapi kalau janda… hmm, berarti Steve cuma jadi pelampiasan sementara.” Senyum Sukma melebar, kali ini lebih menusuk. Ia m
Last Updated : 2025-08-24 Read more