Waktu terus berjalan. Setiap kali keluarga berkumpul, Sasa selalu tampil sebagai istri sempurna, berusaha menunjukkan bahwa ia mampu mengikat Steve. Namun, cinta tak bisa dipaksakan. Steve menjalani hari-harinya seperti mesin: bekerja, pulang, memandangi anaknya sebentar, lalu termenung. Sasa sadar suaminya tak pernah benar-benar hadir. Ia bisa memiliki cincin di jarinya, bisa memeluknya tiap malam, tapi tak pernah berhasil menembus hati Steve. “Kenapa kamu masih dingin padaku?” tanya Sasa suatu malam, suaranya gemetar. “Apa aku begitu buruk? Aku sudah berusaha jadi istri yang baik, ibu yang baik. Tapi kamu tetap memandangku seperti orang asing.” Steve menatap kosong, lalu menjawab dengan lirih, “Karena hatiku bukan untukmu, Sasa. Dari dulu, dan selamanya, hanya untuk Sukma.” Air mata Sasa jatuh. Ia sadar, sebanyak apapun ia berusaha, dirinya tak akan pernah menggantikan Sukma. Dan di lubuk hatinya yang terdalam, ia tahu kebahagiaan yang dibangunnya hanyalah semu. --- Seme
Last Updated : 2025-09-06 Read more