Minggu pagi itu, langit Jakarta biru bersih. Di halaman belakang Rumah Wulan & Alif, belasan anak duduk di bawah pohon ketapang yang rindang. Meja-meja kecil ditata melingkar, dan di tengahnya terdapat sebuah kotak kayu dengan tulisan:“Untuk Aku yang Akan Datang.”Hari itu, Nayla dan Raka mengajak semua anak menulis surat untuk diri mereka sendiri—sepuluh tahun dari sekarang. Sebuah cara untuk menanam harapan di dalam diri, menyimpan mimpi, dan suatu saat membacanya kembali dengan senyuman.“Ini bukan soal ramalan,” ucap Raka dengan suara tenang. “Ini soal keyakinan. Keyakinan bahwa kalian akan tetap tumbuh, berubah, dan bertahan.”Anak-anak mulai menulis. Beberapa menggambar, beberapa menulis dengan huruf sambung pelan-pelan, dan sebagian termenung cukup lama sebelum mulai menggoreskan tinta.Nayla duduk tak jauh dari mereka, menulis suratnya sendiri.⸻Jakarta, 10 Tahun dari SekarangHai, Nayla Wulan.Kalau kamu membaca ini, artinya kamu telah melewati lebih banyak badai daripada y
Terakhir Diperbarui : 2025-06-22 Baca selengkapnya