Bianca akhirnya melemah dalam pelukan Lucca. Tubuhnya gemetar, napasnya pendek, dan air mata masih membasahi pipinya. Ia mencoba bertahan, tapi rasa lelah bercampur luka batin membuat matanya perlahan tertutup.“Bianca…,” bisik Lucca dengan suara parau, saat tubuh wanita itu terkulai di dadanya.Lucca merasakan detak jantung Bianca yang kian melemah. Ia segera merapatkan pelukannya, seolah takut kehilangan. “Bertahanlah. Aku di sini. Aku takkan meninggalkanmu, lagi.”Namun Bianca tak sanggup melawan. Kesadarannya menguap, dan ia jatuh pingsan di pelukan Lucca, dengan sisa-sisa air mata yang masih membekas di wajah pucatnya.Tanpa membuang waktu, Lucca segera membopong tubuh itu. Langkahnya tergesa, tapi tetap hati-hati, seakan setiap gerakan bisa memecahkan kepingan rapuh di tangannya. Ia membawa Bianca ke kamar yang sudah selesai direnovasi.Meski bangunan besar tersebut masih belum sepenuhnya selesai direnovasi, Lucca sudah memastikan beberapa hal penting tersedia: kasur empuk, lema
Last Updated : 2025-09-05 Read more