Ketika cahaya mentari mulai menerangi dan kicau burung menyemarakkan suasana pagi, saat itu aku telah selesai dengan semua rutinitas pagi dan membuatkan kopi untuk suamiku.Kulirik dia yang saat itu sedang asyik duduk di meja kerjanya."Mas lagi apa kamu?" tanyaku."Nggak lagi apa-apa, lagi baca koran aja," jawabnya singkat tanpa menoleh."Ada agenda hari ini?"."Mas bisa nggak temani aku ke acara pentas pianonya Laila," ujarnya."Kok gitu Mas?" "Aku sibuk.""Ya udah kalau gitu," desahku kecewa."Memangnya kenapa sih, apa Laila harus selalu ditemani?" lanjutnya lagi."Ya nggak juga sih, Mas dia kan anak kita, dia butuh dukungan," selaku."Halah,16 tahun masih butuh dukungan, terlalu manja," sungutnya sambil berdecak sebal."Mas nggak ada istilah dewasa untuk anak yang membutuhkankan kasih sayang orang tuanya," jelasku perlahan."Kamu sebagai ibunya, kamu dong yang mengawasi dia," ujarnya ketus."Oke deh, kalau gitu." aku menjauh darinya dengan hati sebal dan kecewa. Lima belas
Last Updated : 2025-05-24 Read more