Tyo belum bergerak, meski ucapan itu sudah menggantung di udara. Hembusan napasnya berat, tapi ia tak menoleh. Tangan Gladys masih erat dalam genggamannya.Gladys menoleh ke belakang, menatap wanita yang sangat percaya diri. Kemudian kembali menatap Tyo, berniat bertanya, namun Tyo lebih dulu bersuara.“Ayo, kita pulang. Sudah gelap.”“Tapi—”“Sekarang,” ulangnya, nada suaranya turun satu oktaf lebih dalam. Dan bagi Gladys, suara itu terdengar sangat menakutkan, padahal Tyo mengucapkannya tanpa menoleh. Ia hanya bisa mengikuti langkah Tyo tanpa banyak bertanya lagi.Namun sebelum langkah mereka benar-benar menjauh, suara wanita itu kembali melengking.“Jadi begini caramu menyelesaikan masalah, Pak Aksara? Lari terus?”Petugas keamanan yang masih berjaga mulai terganggu karena teriakan itu. Salah satu sekuriti menghampiri dengan ekspresi cemas, “Maaf, Bu, ada yang bisa kami bantu? Kenapa berteriak-teriak?”Wanita itu menunjuk ke arah Tyo. “Tanyakan padanya! Apa yang dia lakukan pada ib
Terakhir Diperbarui : 2025-06-22 Baca selengkapnya