Saraf-saraf pada wajah Galtero membeku. Mata birunya membelalak sesaat, sebelum kelopaknya menyempit. Pria itu ingin memastikan bahwa tidak salah dengar.Tangan Galtero turun perlahan dari sisi tubuhnya, seolah kehilangan kendali. Dia mencengkeram keras celana bagian paha, hingga nadi di pelipisnya tampak menonjol.Mulutnya terbuka sedikit, lalu beberapa detik berlalu, dia berbisik, “Apa kamu benar-benar ingin lepas dariku, Sofia? Setelah semua ini?”Tatapan Sofia tetap datar, seakan tanpa benci atau cinta. Justru itu membunuh Galtero pelan-pelan. “Ya. Tentu saja,” sahut Sofia begitu ringan, juga menyayat.Detik berikutnya, Galtero mundur setengah langkah. Dia masih menatap wanita itu, dengan sorot mata lelaki yang tidak siap mendengar ucapan terlalu dingin dari wanitanya.Sofia yang duduk setengah bersandar, diganjal tumpukan bantal, menyilangkan kedua tangan di atas perut. Ia tetap menatap Galtero secara langsung. “Aku minta kita batalkan kontrak pernikahan ini,” pinta Sofia, tena
Last Updated : 2025-08-07 Read more