Sutradara dan beberapa kru masih membicarakan betapa kuatnya adegan itu, sementara Alya menunduk, menenangkan napasnya yang masih tersisa dari emosi tadi.Arka perlahan mendekat, suaranya pelan nyaris hanya terdengar untuk mereka berdua.“Kamu keren banget tadi. Emosinya dapet, matanya juga,” puji Arka, senyumnya tipis namun tulus.Alya mengangguk kecil, berusaha merespons sewajarnya. “Makasih…” suaranya pelan. “Aktingmu juga bagus,”“Mbak Alya, bersiap untuk adegan berikutnya ya,” ucap asisten sutradara dari kejauhan.“Siap, Mas,” sahut Alya.“Ka, aku ke ruang wardrobe dulu ya,” pamit Alya.Arka menganguk pelan. “Oke, sampai nanti.”Alya tersenyum tipis kemudian berbalik, menuju ruang wardobe. Namun setelah berbalik dari hadapan Arka, ekspresinya berubah.“Ka, bahkan kamu tak bisa menyadari apakah aku akting atau tidak,” lirihnya pelan.Alya berjalan cepat melewati lorong sempit untuk sampai ke ruang wardrobe. Meskipun langkahnya terdengar teratur, tapi hatinya malah terasa kacau.Ka
Terakhir Diperbarui : 2025-06-24 Baca selengkapnya