Lingkaran di lengan yang sempat dicengkeram oleh pria itu kini tampak memerah.Rexa menyipitkan mata, lalu menepis tangan pria itu dengan keras. Gerakannya tampak marah, membuat si pria terdorong dan hampir terjatuh. Lengan yang tadi mencengkeram mulai terasa nyeri.Siapa sangka, Rexa yang biasanya tampil sopan dan tenang, ternyata punya tenaga sebesar itu.Barulah saat itu, orang-orang di sekitar mulai sadar.Benar juga, Arlin adalah kerabat Rexa. Tadi semua orang terlalu terpancing emosi oleh standar moral mereka sendiri, sampai lupa hubungan itu.Namun tak disangka, Rexa malah menggenggam tangan Arlin di hadapan semua orang. Jemarinya mengusap bagian yang memerah. Tatapannya begitu lembut hingga tak seorang pun pernah melihat sisi seperti ini darinya."Sakit?"Rexa yang mereka kenal selama ini sangat profesional, tenang, penuh tata krama, dan tidak pernah menunjukkan sorot mata selembut ini pada siapa pun.Tatapan itu jelas bukan untuk seorang kerabat. Itu tatapan penuh kasih sayang
Read more