Bu Darmi terdiam sejenak, kemudian mengangguk pasrah. "Baiklah kalau begitu. Dengarkan baik-baik ya, Nak." Galih mendekatkan badannya dan menyimak dengan seksama. "Dari sini, kamu jalan ke arah barat, ikuti jalan tanah besar sampai ketemu perempatan," jelas Bu Darmi sambil menggerakkan tangannya menunjukkan arah. "Di perempatan itu, kamu belok kanan. Nanti ada jembatan kecil di atas selokan. Setelah menyeberangi jembatan, kamu lurus terus sampai ketemu plang nama dusun Kedungbanteng." Galih mengangguk-angguk sambil berusaha mengingat setiap detail petunjuk itu. "Setelah masuk dusun Kedungbanteng, kamu cari rumah tembok warna biru muda dengan pagar putih. Itu rumah Pak Imam, pemilik kebun karet. Rumahnya di ujung jalan raya dusun itu," lanjut Bu Darmi dengan detail. "Baik, Bu. Rumah tembok biru muda dengan pagar putih, nama pemiliknya Pak Imam," ulang Galih untuk memastikan. "Betul, Nak. Jangan lupa bilang kalau kamu direkomendasikan oleh Pak Agung. Itu penting," tambah Bu Darmi d
Huling Na-update : 2025-06-15 Magbasa pa