"Akhirnya kamu kembali ke sini tanpa mikirin lakimu itu lagi, Yu." Mita tertawa saat aku sudah kembali kerja di toko tempat pertama kali kami bertemu. "Bisa aja, Mit. Jangan gitu, ah! Enggak enak didengar orang nanti. Aku mau fokus kerja sekarang. Mumpung enggak ada beban lagi," balasku."Nah, bagus tuh. Tinggal gue yang cariin lu calon nanti. Tenang aja, Yu!" Dia tertawa terpingkal-pingkal. "Calon apaan dulu, nih? Calon pembeli, gas deh kalau gitu." Aku meliriknya lagi. "Calon suami, Bestie." Dia kembali tertawa dan seketika itu pemilik toko muncul dan melihat kami tengah bercanda. "Ayo-ayo, kerja! Malah gosip." Mang Ujang, pria sekitaran usia 40 an itu membuat kami terdiam seketika. "Iya-iya, Mang. Kami kan juga butuh asupan candaan, biar makin semangat kerjanya. Oh ya, Mang, hari ini pesanan kue sama roti banyak banget. Bagian dapur kayaknya lagi keteteran, tuh," terang Mita, aku tahu dia sebenarnya hanya ingin mengalihkan perhatian Mang Ujang saja agar kami tidak kena sindir
Terakhir Diperbarui : 2025-06-30 Baca selengkapnya