Langkah Raina terhenti. Dadanya berdegup keras, bukan hanya karena kata-kata yang baru saja terucap, melainkan karena suara itu… suaranya sendiri. Namun sedikit lebih berat, lebih getir, seperti suara yang telah terbiasa menyimpan luka.Ia mundur satu langkah dari cermin, berharap pantulan di depannya mengikuti. Tapi tidak.Bayangan itu… tersenyum. Sebuah senyum kecil yang anehnya tidak menyapa, tapi justru menyindir.“Siapa kamu…” bisik Raina, nyaris tak terdengar.Seketika pintu kamar terbuka. Elvano berdiri di ambang pintu dengan ekspresi dingin khasnya, tatapan tajamnya menyapu ruangan.“Ada apa?” tanyanya singkat.Raina menoleh, dan begitu ia kembali memandang cermin, bayangan tadi sudah menghilang. Hanya dirinya yang tercermin, wajah pucat dan mata membulat penuh kebingungan.“Tidak… tidak ada. Mungkin aku hanya lelah,” katanya, mencoba tersenyum. Namun sudut bibirnya hanya bergerak tipis, tidak meyakinkan.Elvano menatapnya dalam, lama sekali, sebelum akhirnya melangkah masuk.
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-07-04 อ่านเพิ่มเติม