Tubuh Nayla terpaku. Semua rasa marah, semua dendam, bertemu dalam sebuah kebingungannya yang tidak bisa dia cerna.“Apa yang sebenarnya kamu inginkan dariku, Damian?” tanyanya akhirnya.Damian tertawa pelan, senyumannya semakin menggoda. “Aku hanya ingin kamu mengerti. Tidak lebih, tidak kurang.”Satu detik. Dua detik.Nayla tahu dia harus mundur. Harus menyingkir, membuang wajah, atau setidaknya bersuara. Namun, Damian sudah menatapnya dengan cara yang lain. Tatapan yang tidak seperti milik predator yang ingin memangsa, melainkan milik seseorang yang memelihara rasa dalam diam yang terlalu lama.“Jangan,” bisik Nayla, hampir tak terdengar.Damian tidak menjawab. Hanya tangannya yang terangkat, menyentuh sisi wajah Nayla. Tidak kasar. Tidak tergesa. Hanya menyentuh, lalu menunduk, lalu semakin mendekat.Nayla masih belum bergerak.Bibir Damian akhirnya kembali menyentuhnya. Tetap secara paksa. Namun, ada sesuat
Last Updated : 2025-08-03 Read more