Bayangan itu berdiri di belakang Elowen, diam namun mengancam. Ia tidak bergerak, tapi kehadirannya menekan udara di sekeliling lingkaran—seperti gravitasi baru yang lahir dari kehampaan. Wajahnya menyerupai Elowen, tapi tanpa mata, tanpa mulut, hanya kulit kelabu pucat yang menegang dalam senyum kosong.Levan bergeser mundur, siaga. “Itu bukan gema. Itu—”“Pantulan,” potong Seraphine. “Sisi yang tertinggal di dimensi terpecah. Fragmen dari jiwa yang tertolak.”Bayangan itu membuka tangan—dan dari kedua telapak kosongnya, muncul retakan udara, seperti kaca realitas yang mulai pecah. Dari celah itu, suara-suara mulai merayap keluar: ratapan, bisikan, dan nada-nada berbahasa purba yang menolak dimengerti.Elowen tetap dalam lingkaran. Tubuhnya bergetar karena gema telah menyatu… tapi tidak utuh. Ada lubang di dalamnya, sebuah kehampaan yang kini mengambil wujud fisik."Aku... kehilangan diriku," bisik Elowen, lebih kepada dirinya sendiri.Pantulan itu melangkah maju. Setiap langkahnya m
Last Updated : 2025-07-22 Read more