Dimas berdiri diam di depan etalase kaca warung kopi yang retak separuh. Matahari pagi menembus kabut tipis dunia bawah, menyinari genangan-genangan kecil dari sisa semalam yang ganjil. Toyo berdiri di belakangnya, sambil menggenggam teko kopi yang tak lagi mengepul."Mas... kamu yakin kita masih bisa buka hari ini?" tanya Toyo dengan suara pelan.Dimas tak menjawab segera. Matanya masih tertuju pada retakan kaca yang seolah menggambarkan kondisi pikirannya saat ini: rapuh, penuh cabang, dan mengarah ke mana-mana."Buka... atau tidak buka... itu urusan kecil sekarang," jawab Dimas akhirnya, suaranya serak. "Yang penting, kita masih di sini. Kita belum mati."Toyo menelan ludah, ragu. Ia menatap kursi-kursi yang tersisa, beberapa masih terbalik, satu ada yang patah. Karina muncul dari balik tirai dapur, wajahnya pucat, rambut hantu yang biasanya acak-acakan kini digelung rapi."Tamu-tamu dari Departemen Dimensi belum pergi, Mas. Mereka mas
Terakhir Diperbarui : 2025-07-19 Baca selengkapnya