Langit mulai gelap, awan menggantung rendah seperti menyimpan sesuatu yang kelam. Di ruang tengah yang megah dan dingin, Miranda duduk anggun di kursi panjang berlapis beludru merah. Matanya tajam, menatap foto keluarga yang tergantung di dinding besar. Di sana, wajah Devan terpajang berdampingan dengan mendiang ayah dan ibunya—Ervan dan Erika.Ia menghela napas panjang, tapi bukan karena haru. Melainkan karena amarah yang telah bertahun-tahun dipendamnya.Zayn, anak semata wayangnya, baru saja datang dari luar kota. Ia duduk di hadapan ibunya, melepaskan jas dengan ekspresi datar.“Bagaimana kabar Devan?” tanya Miranda, suaranya tenang tapi menyiratkan taring tersembunyi.“Dia sedang liburan di villa tepi pantai. Sepertinya ingin menjauh dari hiruk pikuk kota,” jawab Zayn pelan, lalu menuangkan air ke gelasnya.Miranda menyeringai kecil. “Liburan, ya? Saat perusahaan butuh pengawasan, dia malah bersenang-senang. Lihat sendiri, kan? Richard selalu membela dia. Padahal anak itu tidak p
Terakhir Diperbarui : 2025-06-20 Baca selengkapnya