Mobil hitam yang dikendarai Dio melaju membelah jalanan ibu kota dengan kecepatan tinggi. Di kursi belakang, Devan duduk dengan wajah tegang, matanya tajam menatap ke depan seolah sedang menghitung setiap detik yang lewat. “Berapa lama lagi acaranya dimulai?” tanya Devan, suaranya dingin dan dalam. “Sekitar tiga puluh menit, Tuan,” jawab Dio, matanya tetap fokus ke jalan. “Kakek dan yang lain, sudah sampai di gedung?” “Belum, Tuan. Informasi terakhir, mereka masih dalam perjalanan.” “Bagus. Tutup semua akses menuju lokasi. Aku tidak ingin siapa pun dari mereka tiba tepat waktu,” perintah Devan dengan nada memerintah. Dio sempat menoleh sekilas dari kaca spion, wajahnya bingung. Tapi ia tahu benar, bukan tempatnya untuk bertanya. “Baik, Tuan,” jawabnya patuh. Ia segera mengambil ponsel dan memberi perintah pada seseorang. “Satu lagi,” sambung Devan. “Pastikan keluarga Calia juga mengalami keterlambatan.” Cleo yang duduk di samping Devan, diam mematung. Tatapan
Terakhir Diperbarui : 2025-06-12 Baca selengkapnya