Home / Zaman Kuno / Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu! / Bab 161. Jatuh ke Pelukan Kaisar

Share

Bab 161. Jatuh ke Pelukan Kaisar

Author: Zhang A Yu
last update Last Updated: 2025-09-01 18:57:47

Di paviliun Naga Emas.

Dari ketinggian seratus undakan, suasana malam masih pekat, obor-obor besar yang berderet di sepanjang tangga hanya memberi cahaya temaram. Kasim Feng yang hendak kembali ke kamarnya melangkah malas dengan mata setengah terpejam. Namun, di tengah kantuknya, pandangan pria tua itu menangkap sesuatu dari arah gerbang masuk.

Dia melihat sosok yang berlari. Gaun putihnya yang koyak dan ternoda debu berkibar liar, rambut panjangnya tergerai berantakan di bahunya. Dan gerakan itu penuh kegentingan, bukan sekadar berjalan tergesa.

Kantuk kasim Feng seketika lenyap. Matanya membesar. Dia refleks mengucek kedua matanya, hanya untuk memastikan kebeneran yang dilihat.

Hingga setelah berkedip berkali-kali, sosok itu tetap ada, nyata, bahkan saat ini telah menaiki undakan demi undakan menuju paviliun naga emas dengan langkah yang penuh kegentingan.

Tanpa membuang waktu, kasim Feng berbalik lekas berbalik. Langkahnya terayun lebar, sampai hampir tersandung jubah sen
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Sisrawati Syamsuddin
Dengan kesabaran yang tak terbatas,aku menuggu hari demi hari demi update cerita chun mei,sungguh,20 bab sehari rasanya tidak cukup,thor…tolong bekerja lebih keras untuk membuat cerita ini indah di ujungnya
goodnovel comment avatar
Renatha Susanti
double up dong
goodnovel comment avatar
ELVIRA thoenger01
cepat lanjut . up date 20 bab sehari,
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 177. Situasinya Tidak Biasa

    Hari berikutnya. Paviliun utama kediaman permaisuri Yuwen telah dipersiapkan dengan cermat. Tirai-tirai sutra merah muda digantung di setiap sisi, lentera emas bergantungan, memantulkan cahaya lembut yang membuat ruangan tampak hangat sekaligus agung. Meja-meja kecil dipenuhi buah segar, kue-kue manis, dan teko arak harum. Permaisuri Yuwen duduk di kursi kehormatan, gaun sutranya yang berwarna ungu keemasan berkilau, dihiasi sulaman burung phoenix. Wajahnya bersinar, bukan hanya karena tata rias yang sempurna, melainkan karena kabar yang ingin dia tunjukkan pada dunia. Tangannya sesekali menyentuh perut yang belum begitu terlihat membesar, tapi cukup bagi siapa pun untuk mengerti maksudnya. Hari ini bukan perjamuan megah, hanya sebuah acara perayaan kecil yang dibuat seolah santai. Namun, setiap orang tahu, acara ini adalah cara Permaisuri Yuwen mengumumkan kehamilannya ke publik istana. Para tamu yang hadir sebagian besar berasal dari keluarga bangsawan terkemuka. Mereka para ist

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 176. Diujung Keputusasaan

    Paviliun Qingxin begitu sunyi. Di taman kecilnya, Selir Mu Fei duduk seorang diri di kursi kayu tanpa sandaran, tubuhnya condong ke depan dengan kepala bersandar lemah di atas meja batu. Gaun yang membalutnya tampak kusut, warnanya pudar tertimpa cahaya sore yang suram. Rambut panjangnya sebagian terlepas dari sanggul, helai-helai kusut itu menutupi pipi pucatnya. Wajah yang dulu selalu dilabeli cantik mulus bak tanpa pori-pori, kini tampak kendur, kusam, seperti menua dalam semalam. Matanya setengah terpejam, tatapan kosongnya mengarah ke kolam kecil yang permukaannya beriak ringan. Namun, tidak ada kehidupan dalam sorotnya, seolah jiwa sudah meninggalkan tubuh, hanya cangkang rapuh yang tertinggal. Angin berhembus membawa guguran dedaunan kering, menempel di kain bajunya tanpa dia pedulikan. Aroma lembap dari batu-batu berlumut seolah meresap, membuat kesuraman itu semakin pekat. Seluruh paviliun itu, dengan bangunannya yang sederhana dan taman yang tampak terabaikan, menambah

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 175. Salah Mencari Lawan

    Di paviliun permaisuri Yuwen. Salah satu pelayan wanita itu baru saja berbisik, melaporkan kedatangan Chun Mei, yang sekarang masih berjalan di jalan berbatu taman luar. Permaisuri Yuwen yang ada di kamarnya pun menoleh, melempar pandangannya ke luar. Tatapan wanita itu langsung jatuh ke sosok Chun Mei, yang kini masih melangkah ringan. Lalu, beralih pada Chu Qiao yang menyusul di belakangnya. Sepasang mata permaisuri Yuwen menyipit tanpa sadar, memperhatikan wajah Chu Qiao yang tidak berekspresi; tenang bagaikan batu giok yang tak bisa dibaca, tapi justru itulah yang membuat permaisuri Yuwen menaruh perhatian lebih. “Apa dia pelayan yang menemani Chun Mei di pondok Anhui?” Permaisuri Yuwen bertanya. Pelayannya mengikuti arah pandang sang nyonya sebelum mengangguk mengiyakan. “Iya, Yang Mulia.” Dagu permaisuri Yuwen sedikit terangkat. Ada sesak, yang dia lampiaskan dengan helaan napas berat. Dia tahu, pelayan yang dimaksud bukan sembarang pelayan. Hanya dalam waktu

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 174. Intrik Permaisuri dan Ratu

    Permaisuri Yuwen seketika membeku. Ujung jarinya yang masih menggenggam tangan Chun Mei perlahan mengeras, sebelum buru-buru dia tarik kembali. Seolah baru saja menyentuh bara, napasnya sedikit tertahan, matanya yang dingin berubah tegang. Dalam batinnya, dia menyesal telah berkata demikian. Hanya saja, wajah Permaisuri Yuwen tetap dipaksakan anggun, senyumnya samar, tapi di baliknya ada segurat kegelisahan yang sulit ditutupi. Dia menundukkan kepalanya sesaat, seakan menutupi sorot mata yang sempat goyah. Sementara Chun Mei masih berdiri tegak, senyumnya terjaga indah. Bukan senyum ramah, melainkan senyum tipis yang menutupi ribuan makna. Tidak menusuk, tidak pula hangat, cukup untuk membuat lawan bicaranya merasa terjebak dalam ruang tanpa pintu keluar. “Ah.” Dan permaisuri Yuwen lanjut memecahkan ketegangan sendiri. “Jadi kabar itu tidak benar, yah? Para pelayan memang pintar bergosip.” Permaisuri Yuwen secara tak langsung melimpahkan masalah pada pelayan. Padahal Chun

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 173. Topeng Para Wanita

    Chun Mei mengulurkan tangan putihnya yang ramping, jari-jari lentik itu menyentuh lengan Mu Fei dengan gerakan pelan tapi tegas. Dengan satu tarikan halus, Chun Mei mengangkat lengan Mu Fei, memaksa wanita itu berdiri kembali. Senyumnya tipis, indah,hanya bisa saja begitu menusuk hati. Suaranya terdengar manis, tapi sarat dengan nada menghina yang halus, membuat setiap katanya bagaikan jarum halus menusuk kulit. “Selir Mu Fei terlalu sopan,” ucap Chun Mei, seolah sedang menenangkan seorang adik yang canggung, “seakan-akan aku ini benar-benar sulit dijangkau.” Tatapan Chun Mei menyipit, menggelitik dengan rasa puas. Senyuman di bibirnya begitu tipis, tapi mampu membuat Mu Fei merasakan seolah dirinya sedang dipermalukan di depan pelayannya sendiri. Mu Fei menggertakkan giginya dalam-dalam, matanya berkilat marah, tapi wajahnya tetap dipaksakan lembut, bibirnya menekuk kaku dalam senyuman palsu. “Ratu Chun terlalu merendah,” jawabnya dengan suara bergetar samar, “bagiku, Ya

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 172. Siapa yang Berani?

    Kata-kata Kaisar Lin Yi barusan menggema di benak semua pejabat. Namun, tak seorang pun berani menjadi yang pertama. Mereka saling lempar pandang dari balik kepala yang menunduk, wajah mereka pucat, keringat dingin menetes di pelipis. Detik terasa panjang. Hingga akhirnya, seorang pejabat tua dari barisan kiri, dengan jubah kebesaran hitam panjangnya, menghela napas berat. Dia perlahan merendahkan tubuh, lalu bersujud dalam-dalam, suara seruannya terdengar mantap walau gemetar. “Hamba memberi hormat pada Ratu Chun!” suara itu menggema di aula besar, membuat atmosfer yang kaku sedikit retak. Seolah mendapat isyarat, pejabat lain pun segera menyusul. Satu per satu mereka menjatuhkan diri bersujud, suara-suara hormat mulai bersahutan, saling tindih, hingga bergemuruh. “Kami memberi hormat pada Ratu Chun!” “Kami memberi hormat pada Ratu Chun!” Gaung itu menebas hening, memenuhi seisi ruangan, hingga hanya tersisa tiga orang pejabat yang tetap tegak. Mereka berdiri kaku, wajah men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status