Tiba-tiba saja gelombang mual menyeruak di perut Chun Mei, kali ini jauh lebih kuat dari hari-hari sebelumnya. Rasa itu naik dari perut ke tenggorokan, lalu menekan dadanya hingga dia terbatuk kecil, menahan agar tidak memuntahkan isi perutnya. “Kuhhh.” Napasnya memburu. Kepalanya langsung berkunang-kunang, pandangannya berputar tak keruan. Tangan Chun Mei terulur, mencari sesuatu untuk digenggam. Pilar bambu, kursi, apa saja, tetapi jemarinya hanya meraih kosong, menyambar udara dingin yang tak bisa menopangnya. Tubuhnya limbung! “Mmh,” keluhnya lirih, sebelum akhirnya kakinya tak lagi kuat menahan beban. Seluruh tubuhnya jatuh ke lantai kayu, dentumannya teredam oleh tikar tipis yang membentang. Matanya sempat terbuka separuh, tapi bayangan di sekitarnya makin kabur. Nafasnya dangkal, dadanya naik-turun seperti dipaksa, dan perlahan kesadaran itu tercerabut darinya. Dari luar pondok, Chu Qiao dan Liu Ning datang dari arah berbeda, tapi langkah mereka sama cepatnya. Sali
Last Updated : 2025-08-31 Read more