Ellan menahan napas. "Nggak, cuma... kerjaan.""Kerjaan? Hm." Mahi menatap curiga, tapi masih tersenyum. "Anyway, kamu harus nemenin aku hari ini, ya? Seharian. Aku udah ngatur semuanya. Don’t say no, Ell. Aku udah lama banget nggak bareng kamu.""Mahi, aku sebenarnya lagi ada janji...""Nope. Nggak boleh. You owe me. Kamu yang deketin aku duluan, ingat?"Sebelum Ellan sempat menolak lagi, Mahi berdiri dan menarik tangannya. "Yuk. Let’s go somewhere private. I brought my own car, tapi aku mau kamu yang nyetir."Dalam detik yang tergesa, Ellan mendadak cemas. Tangannya menekan tombol pesan, ingin memberi tahu Sheana. Tapi Mahi langsung merebut ponselnya."Biar aku simpen dulu. Kamu hari ini full buat aku, oke? Nggak boleh main hp.""Mahi, please.""Nggak ada please. Kamu masih punya aku, kan? Or should I be worried?"Tanpa menunggu jawaban, Mahi melangkah lebih dulu, sementara Ellan berdiri dengan seribu kekacauan dalam kepalanya. Sheana..
Last Updated : 2025-07-06 Read more