“Vena! Bagaimana bisa kau lupa!” Lula tampak begitu panik.Avenna hanya bisa menyengir kuda. “Aku kira dia bisa keluar sendiri,” ucapnya mencoba membela diri. “Bagaimana bisa? Kau membawa kunci apartemenmu. Dia tidak mungkin merusak pintumu. Jika lewat jendela, kau berharap apa? Apartemenmu itu tinggi sekali.”“Iya. Iya, maaf, aku tahu aku salah.” Avenna sedikit mencucurkan bibirnya. Andai Lula tahu seberapa ganas pria ini. Dan, ya, dia akui dia lupa dengan keberadaan pria ini. Tapi … bukan salahnya, ‘kan? Sebagai wanita, Avenna tak akan mau disalahkan.“Kalau begitu jangan banyak bicara, buka pintunya!” Lula mendelik melihat temannya. Sudah di depan pintu tapi Avenna sama sekali tidak bergerak. “Itu karena kau mengajakku bicara terus.” Avenna jadi kesal. Kenapa malah Lula yang begitu sewot sekarang?Bukan Avenna tidak ingin membukakan pintu untuk pria itu sekarang. Hanya saja dia sedang berpikir, kira-kira bagaimana dia harus menghadapi pria ini. Apakah dia harus bersikap sepert
Last Updated : 2025-07-08 Read more