Udara yang berputar itu menghilang seolah ditelan ruang kosong. Alura terjatuh, namun tanah yang menyambutnya terasa terlalu halus, bukan batu, bukan tanah, melainkan sesuatu yang menyerupai kaca. Ia bangkit perlahan. Di sekelilingnya tidak ada dinding, tidak ada langit, hanya hamparan hitam yang sesekali berkilat seperti pantulan air. Jauh di depannya, siluet-siluet yang tadi ia lihat kini berdiri memanjang, seperti barisan prajurit yang menjaga sebuah jalan. Rafael muncul di sampingnya, tatapannya menyapu sekeliling. “Tempat ini…” ia mengerutkan kening, “bukan bagian dari Vellen Thar. Ini… di luar.” “Di luar apa?” tanya Alura, tapi suaranya sendiri terdengar aneh, gaungnya seperti menyusup masuk ke kepalanya, bukan kembali dari udara. Mereka berjalan pelan, langkah mereka memantul di permukaan kaca itu. Suara berat yang tadi memanggil Alura kini terasa seperti bergema di setiap sudut pikiran. “Dekat… semakin dekat…” Rafael memutar kepala, seolah mencari sumber suara itu, tapi
Last Updated : 2025-08-14 Read more