Hari-hari Aurelia di Sydney kini mulai terisi dengan ritme padat. Short course yang ia jalani menuntut kedisiplinan dan fokus penuh. Setiap pagi ia berangkat lebih awal, membawa catatan, laptop, dan segudang semangat meski wajahnya sering masih menyimpan lelah.Ruang kelasnya tidak pernah sepi dari diskusi. Dosen dan pemateri kerap menantang peserta untuk berpikir kritis, mengaitkan teori dengan kasus nyata. Aurelia yang awalnya sempat merasa minder karena bahasa Inggrisnya terdengar kaku, perlahan mulai terbiasa. Ia belajar mencatat cepat, menyampaikan opini dengan jelas, bahkan berani mengajukan pertanyaan.Sophia, yang ditugaskan kampus sebagai pendampingnya, selalu hadir di sela-sela kesibukan itu. Bukan untuk ikut belajar, melainkan memastikan Aurelia tidak kesulitan menyesuaikan diri—mulai dari transportasi, kebutuhan administrasi, hingga urusan sehari-hari.“Don’t worry, if you need anything, just tell me,” ujar Sophia dengan senyum
Last Updated : 2025-09-28 Read more