"Hah... untuk pertama kalinya, aku merasa hidup... hanya karena seorang gadis," desahnya pelan. Tangannya dilingkarkan ke belakang kepala, berbaring telentang di atas ranjang, menatap kosong ke langit-langit kamar. "Perempuan bodoh itu harus aku singkirkan. Tapi bagaimana caranya? Aku sudah tak ingin bersamanya lagi... terlalu manja dan bodoh!" desisnya kesal, setelah sekilas bayangan wajah Tiara melintas di pikirannya. Ia bangkit, lalu melangkah menuju jendela. Pandangannya menerobos keluar, menatap gelapnya malam. Tapi langkahnya tertahan fokusnya teralihkan. Rumah yang sudah lama gelap dan kosong itu… kini menyala. Lampu-lampunya hidup. Ada kehidupan di sana. "Rupanya… ada juga yang menyewa rumah itu," gumamnya santai, tanpa sedikit pun rasa curiga. Ia belum tahu rumah itu bukan sekadar rumah kosong lagi. Dan siapa pun yang ada di dalamnya, bukan orang biasa. *** Detik, menit, hari, hingga bulan pun berlalu. Dan akhirnya, inilah waktunya momen yang Nayla tunggu. Ia
Last Updated : 2025-08-06 Read more