Malam itu, rumah keluarga Surya tenggelam dalam keheningan. Angin malam berdesir lembut, namun Nayla justru merasa detak jantungnya berpacu tak karuan. Ia menunggu dengan gelisah, menatap jam dinding yang berdetak lambat seolah sengaja menyiksa. Tak lama kemudian, suara samar ketukan kaca terdengar dari jendela kamarnya. Nayla segera menghampiri. Di balik tirai gelap, sosok Riko berdiri, wajahnya tersamar oleh bayangan malam. “Cepat buka,” bisiknya singkat. Dengan hati-hati, Nayla membuka jendela. Riko masuk tanpa suara, gerakannya cekatan, seakan sudah terbiasa menyelinap. Dari dalam saku jaket hitamnya, ia mengeluarkan sebuah kantong kecil berisi bubuk putih keabu-abuan. “Inilah waktunya,” ucap Riko lirih, matanya berkilat dingin. “Obat ini tidak berwarna, tidak berbau. Campurkan ke setiap minuman yang ada di rumah—air, teh, bahkan kopi mereka. Dalam waktu singkat, tubuh mereka akan melemah, tidak berdaya. Saat itu, kita bisa melakukan apa pun yang kita mau.” Nayla menat
Last Updated : 2025-08-17 Read more